Langsung ke konten utama

Dear Mahasiswa. Mengapa Terkadang Berpikir Salah Mengambil Jurusan

 Menentukan jurusan kuliah adalah tahap awal dalam menentukan masa depan. Ya meski sekarang pekerjaan seseorang nggak selalu sesuai dengan jurusan kuliahnya. Tetapi, tentunya semua orang ingin bekerja sesuai dengan bidang yang dipelajari bukan?

Karena itu, menjadi rumit ketika kamu merasa salah jurusan. Sudah telanjur memilih dan menjalanai perkuliahan, lantas kamu merasa bidang ini nggak tepat untukmu. Entah karena materi perkuliahannya terlalu sulit kamu ikuti, atau ada bidang lain yang mendadak ingin kamu tekuni. Namun, sebelum gegabah memutuskan kamu salah jurusan dan melepaskan pendidikanmu saat ini, coba renungkan dulu beberapa hal ini. Supaya nanti nggak ada yang kamu sesali.

1. Apa yang membuatmu nggak senang dengan jurusan ini? Apakah karena materi kuliahnya sulit, atau dari awal memang bukan yang kamu inginkan


Setiap pemikiran pasti memiliki sebab musabab. Termasuk pemikiranmu bahwa kamu sudah mengambil jurusan yang salah. Nah, apa yang membuatmu berpikir demikian? Apakah dari awal kamu memang sudah punya pilihan sendiri, tapi terpaksa mengambil yang ini karena satu dan lain hal? Atau karena setelah kamu menjalani perkuliahan, kamu merasa kesulitan di mata kuliah tertentu hingga kamu merasa tak mampu? Atau lingkungannya yang kurang sesuai untukmu sehingga kamu sulit beradaptasi?

Jika jawabanmu nomor satu, apakah sekarang lebih memungkinkan untuk kompromi untuk mengambil jurusan yang benar-benar kamu mau? Jika jawabanmu nomor dua, bagaimana jika kesulitanmu hanya di mata kuliah itu saja, sedang di mata kuliah lainnya kamu baik-baik saja? Jika jawabanmu nomor tiga, bisakah kamu menjamin jurusan lainnya punya lingkungan yang lebih sesuai untukmu?

2. Jurusan apa yang menurutmu tepat untukmu, dan mengapa kamu ingin di situ? Dan apakah itu benar-benar asli keinginanmu?


Saat kamu merasa berada di jurusan yang salah, coba cari tahu jurusan apa yang paling tepat untukmu. Setelah ketemu, pikirkan sekali lagi, mengapa jurusan itu kamu nilai tepat untukmu. Apakah dari awal memang kamu ingin di situ?  Apakah kamu yakin kamu bisa lebih berkembang seperti yang kamu mau bila pindah ke jurusan itu? Atau mungkin karena kamu melihat teman yang mengambil jurusan di situ terlihat lebih bahagia dan bakal lebih sukses darimu? Atau semata karena banyak teman-temanmu di jurusan itu dan kamu merasa pasti seru kalau kalian bisa kuliah sama-sama?

3. Meski tak selalu membuat hatimu senang, apakah di jurusan yang sekarang benar-benar tak ada hal baik yang bisa kamu dapatkan?


Baiklah, kamu sudah tiba di kesimpulan bahwa ini bukanlah jurusan yang tepat untukmu. Tapi sebelum mengambil tindakan, pikirkan dulu tentang jurusan yang kamu ambil sekarang. Di samping rasa “bukan-kamu-banget” itu, apa saja yang bisa kamu ambil dari jurusan itu? Benarkah kamu nggak mendapatkan apa pun yang berguna dari sana? Benarkah bahwa melanjutkan di sini hanya akan menyiksamu, tanpa memberikan hal positif apa pun? Yang artinya, bertahan di jurusan ini benar-benar sia-sia bagimu?

4. Terkadang rasa “salah” itu muncul karena realita yang tak sesuai dengan harapan. Tapi bukankah seringnya dunia memang demikian?


Perlu disadari, terkadang rasa “salah” itu muncul bukan karena pilihan yang benar-benar salah. Melainkan realita yang nggak sesuai dengan harapan. Bisa jadi, dulu kamu menginginkan jurusan ini karena kamu pikir akan seru kuliahnya. Lantas, ketika sudah masuk di dalamnya, kamu menemukan bahwa materi yang diajarkan sangat sulit, sehingga kamu harus belajar ekstra keras. Ketidaksesuaian ekspektasi dan realita ini yang membuatmu salah mengambil keputusan. Tapi jangan lupa juga, bahwa di dunia ini hal itu kerapkali terjadi. Apa yang muncul di pikiran berbeda dengan realita yang asli. Karenanya, kita harus beradaptasi.

5. Apa yang sudah kamu lakukan sampai sejauh ini? Benarkah semuanya akan lebih baik jika kamu berhenti?



Akhirnya kamu sudah di tahap paling sulit. Kamu sudah mempertimbangkan banyak hal, dan kamu tetap pada kesimpulan bahwa kamu salah jurusan. Kamu juga sudah menemukan jurusan apa yang sebenarnya lebih cocok untukmu. Nah, pertanyaan terakhir yang harus dijawab, adalah soal perhitungan untung dan rugi. Sudah sejauh mana kamu melangkah di jurusan ini? Apa dampaknya jika kamu berhenti dan mengejar jurusan lain yang lebih sesuai dengan passionmu? Akan sepadan ‘kah antara apa yang kamu lepaskan dan apa yang kamu dapatkan?

Perkara masa depan memang nggak bisa gegabah. Apalagi mengambil keputusan saat emosi sedang nggak stabil dan jiwa sedang marah. Nggak perlu terburu-buru, ambil waktumu untuk mempertimbangkan banyak hal dulu. Siapa tahu perasaan “salah” itu hanya sesaat dan terpicu sesuatu yang akan membaik lagi di lain waktu ‘kan?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masalah Kebudayaan

Hingga saat ini, boleh dikatakan bahwa Massyarakat belum punya konsep kebudayaan yang matang dan utuh berkaitan dengan Indonesia dan ke-Indonesiaan.          Kebudayaan menjadi sesuatu yang agak asing dalam kajian Massyarakat saat ini. Hal itu disebabkan, secara sederhana, kebudayaan hanya dikenali dalam wujud lagu, tarian, adat istiadat dalam pernikahan atau kepercayaan terhadap takhayul. Secara umum, kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan itu berarti mencakup seluruh aspek di dalam kehidupan manusia, hasil berfikir untuk memahami sekelilingnya dan memenuhi kebutuhannya, baik lahir maupun batin. Kebudayaan adalah nilai-nilai yang perlu terus menerus diwariskan dan dijaga dari generasi ke generasi agar manusia tak kehilangan akar dirinya. Persoalan mengenai kebudayaan Indonesia sebetulnya menarik dan penting untuk dibahas. Ini sangat berkaitan dengan jati diri dan kekukuhan kita dalam menghadapi berbagai tantangan.

Perbedaan Beserta Kekurangan dan Kelebihan Dari Metode-Metode Perancangan Sistem Informasi

  Setiap metodologi berusaha untuk memastikan bahwa software yang dikembangkan sesuai dengan requirement yang dibutuhkan. Setiap metode yang ada memiliki value proposition sendiri dan kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Model Waterfall Waterfall adalah metode paling tua dalam pengembangan software. Secara substansi ia mensimplifikasi proses software engineering ke dalam diagram proses yang linear dimana penyelesaian dari task sebelumnya sangat penting bagi pengembang untuk bisa mengerjakan pekerjaan yang lain. a.         Keunggulan -   Mudah dimengerti, sehingga baik digunakan oleh pemula -    Mudah untuk di-manage karena setiap fase memiliki deliverables nya masing-masing dan proses review -    Cepat untuk diimplementasi untuk proyek dengan skala kecil dimana requirement dapat dimengerti dengan baik -    Desain yang sederhana membuatnya mudah untuk di testing dan dianalisis   b.        Kelemahan -   Metode ini hanya cocok untuk proyek dengan requirement yang sudah sangat jela

Pemahaman tentang vrius dan cara mengatasi.

Hy.. guyz…. Mungkin loe loe pada udah tau bahwa gangguan pada komputer nga aja disebabkan oleh kerusakan atau kesalahan teknis pada hardware ataupun pada software. Mungkin Loe loe pada udah tau dengan yang namanya Virus.. :D :D Mungkin sebaiknya kita mulai aja membahasnya…. Okeyy Asal Mula Virus Pertama kali istilah “virus” digunakan oleh Fred Cohen pada tahun 1984 di Amerika Serikat. Virus komputer dinamakan “virus” karena memiliki beberapa persamaan mendasar dengan virus pada istilah kedokteran (biological viruses). Virus komputer bisa diartikan sebagai suatu program komputer biasa. Tetapi memiliki perbedaan yang mendasar dengan program-program lainnya,yaitu virus dibuat untuk menulari program-program lainnya, mengubah, memanipulasinya bahkan sampai merusaknya. Ada yang perlu dicatat disini, virus hanya akan menulari apabila program pemicu atau program yang telah terinfeksi tadi dieksekusi, disinilah perbedaannya dengan “worm”. Mungkin kita tidak akan membahas tentang worm, karena da